Peilaku membolos di kalangan pelajar kiranya bukan hal yang baru bagi setiap siswa di sekolah. Tidak hanya terjadi pada siswa putera, siswa puteri pun juga kerap melakukan kegiatan ini. Ada yang melakukannya secara pribadi, tetapi cukup banyak juga yang melakukannya secara berkelompok, seperti yang tampak pada gambar di samping (www.google.co.id). Seolah-olah keadaan ini menjadi sebuah fenomena yang turun-temurun yang menyerupai lingkaran setan, yang tidak diketahui kapan akan berakhirnya.
Fenomena membolos yang dilakukan para
siswa di sekolah dapat dipahami sebagai tindakan perilaku salahsuai, di
mana siswa menyelesaikan masalahnya melalui jalan pintas yang menurut
mereka sebagai solusi terbaik atas masalah yang mereka alami. Bagi pihak
sekolah, tentu tindakan ini telah melanggar peraturan atau tata tertib
yang berlaku. Lalu apa yang harus dilakukan?
Berdasarkan pengalaman, ada banyak hal
yang mendorong beberapa siswa untuk melakukan kegiatan ini (bolos
sekolah). Di antaranya ada siswa yang bolos karena tidak mau
mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak disukainya, atau karena
tidak suka pada salah satu guru, atau membolos karena diajak/mengikuti
teman. Alasan mereka dapat saja dipahami dan diterima, namun yang tidak
dapat diterima adalah cara mereka atau perilaku mereka yang salah dalam
menyelesaikan suatu masalah. Oleh sebab itu, guru kiranya juga tidak
semena-mena dalam menangani kasus seperti ini. Yang biasa terjadi adalah
siswa dimarahi, dihukum atau bahkan dipukul. Penyelesaian dengan cara
seperti ini kadangkala sulit diterima siswa, sehingga menimbulkan rasa
benci dan dendam dalam diri siswa terhadap guru yang bersangkutan.
Selain itu, cara yang demikian tentunya tidak bisa menyelesaikan
masalah, justeru dapat menimbulkan masalah baru antara siswa dengan guru
yang bersangkutan.
Perlu dipahami bahwa tujuan pendidikan
nasional menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003,
pasal 3, Tentang Sistem Pendidikan adalah “…berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab”
(Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003 : 8). Dengan
memahami tujuan Pendidikan Nasional ini, jelaslah bahwa guru memiliki
peran yang sangat besar dan menjadi tugas dan tanggungjawabnya untuk
mendidik tiap-tiap siswa, sehinga mereka dapat menjadi sebagaimana yang
telah disebutkan dalam tujuan Pendidikan Nasional tersebut. Kiranya
tujuan Pendidikan Nasional ini bukan hanya dipandang sebagai
kerangka/acuan besar dalam mendidik anak, tetapi memang harus dijiwai
oleh setiap guru dalam mendidik anak, sehingga anak didik dapat tumbuh
dan berkembang sesuai dengan potensinya masing-masing.
Memang diakui bahwa belum semua tenaga
pendidik bisa dan menjiwai tujuan pendidikan ini sebagai acuannya dalam
mendidik tiap-tiap siswa. Namun itu semua dapat diatasi dengan kerjasama
yang baik antara tenaga pendidik yang satu dengan tenaga pendidik yang
lainnya. Hal ini memungkinkan terjadinya sinergis antar tenaga pendidik
dalam menangani siswa bermasalah, sehingga masalah yang
dihadapi tiap-tiap siswa dapat diselesaikan dengan baik demi tumbuh
kembangnya mereka secara optimal.
Dalam hal ini, peranan Konselor
Sekolah/Guru BK sangatlah besar. Sebagai tenaga profesional, konselor
sekolah berperan untuk mengetahui hal-hal yang mendorong siswa melakukan
perbuatan atau tindakan bolos ini melalui wawancara konseling yang
dilakukannya bersama siswa. Dengan mengetahui motifnya, melalui
wawancara konseling tersebut diharapkan konselor dapat membantu siswa
mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya sendiri yang dapat mengubah
sifat/kebiasaan/perilaku salah suainya (membolos) yang selama ini
dilakukannya, demi tumbuh-kembangnya anak didik itu secara optimal.
Berhasil atau tidaknya ini dengan baik, tentunya juga dipengaruhi oleh
kerjasama yang baik yang ditunjukkan oleh siswa yang bersangkutan dan
kemauannya yang kuat untuk berubah. Dengan demikian, niscaya tiap-tiap
siswa akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang
bertanggungjawab terhadap diri, masyarakat dan negaranya. Semoga…!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar